Monday, 7 April 2025

Surat untuk Ma Chérie III

Kepada RP yang... Arghhhhhhhhh

Bogor, 7 April 2025


spinning on that dizzy edge

i kissed her face & kissed her head

& dreamed of all the different ways

i had to make her glow

“why are you so far away?” she said,

“why won't you ever know

that i'm in love with you,

that i'm in love with you.”

selain perasaan ngenbrut (kangen brutal), ada beberapa hal yang ingin kutuliskan dalam surat ini.

1. nampaknya kau tidak akan pernah bosan untuk bertanya “apakah kau mencintaiku?” & aku juga tampaknya tidak akan pernah bosan untuk mengatakan “tentu saja, sayangku”.


2. aku masih tak menyangka bahwa kejadian absurd tak hanya menimpa Sisifus, Gregor Samsa, & Vladimir-Estragon tapi juga kita berdua. bahwa absurditas itu terjadi pula ketika kita sedang di Taman Literasi, Blok M—kau sedang mengeluhkan perihal masakan American-Chinese yang menurut lidahmu begitu aneh (dengan dahi mengkerut, kau mengaduh mengapa kau memesan tofu tapi yang datang malah tahu; juga soal terongnya yang jauh di bawah standar rasa terong olahan ibumu)—& aku hanya mengangguk-ngangguk saja macam Chef Juna yang mengerti tataboga tapi kebetulan sakit gigi, sehingga malas bicara—kemudian dua orang asing dengan senyum hangat bagai kawan lama di perantauan, menghampiri kita—mereka memperkenalkan diri sebagai Nick & Nathan—& mereka, tanpa bisa diprediksi dukun manapun, mengatakan bahwa sedang membikin klip musik Anugerah Terindah - Andmesh & tertarik menjadikan kita berdua sebagai aktor-aktrisnya—& voilà, kita syuting selama kurang lebih tiga jam—berakhir dengan makan croissant (baca: kwahsong) di sebuah kafe à la Prancis sembari berbincang campur saling melempar jokes gerrrrr abis dengan Nick juga Nathan & dua kawan mereka yang sialnya kulupa namanya.


3. aku suka senyummu yang manis. manisnya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gula dalam tubuhku, sehingga aku semakin punya alasan lebih untuk menghindari godaan minuman-minuman tidak sehat bergula tinggi yang terpajang rapi di chiller setiap toko ritel.


4. aku sudah menitipkan Didi (boneka bebekku itu) padamu. tak lupa pula telah kusemprotkan parfumku (Korloff Addiction Petale) ke sekujur tubuh petitenya. untuk jaga-jaga, misal, misalnya, pada suatu malam yang sepi atau suatu sore yang brengsek, kau kangen padaku, maka seminimal-minimalnya kau bisa menciumi Didi & membayangkannya sebagai aku. tenanglah, bibir bebek itu sama besarnya seperti bibirku.


5. aku cukup kecewa, sebenarnya, dengan pertemuan pertama kita. bahwa dari empat puluh tujuh wishlist-autis yang sudah kubuat dengan susah payah, hanya tiga yang terealisasi.


6. kita sudah sepakat bahwa maskulinitas bukanlah punggungku yang lebar, bahuku yang bulat, atau dadaku yang bidang tapi sebuah tindakan sederhana ketika sepagi itu aku bangun tidur (aku benci bangun pagi) lalu kau bilang kau kedatangan bulan—& tanpa banyak cakap—aku turun dari lantai tiga menuju lobi—membuka gmaps—mengetahui bahwa minimarket terdekat berjarak sekitar satu koma delapan kilometer—berjalan mengarungi kerasnya trotoar Kebayoran Baru menggunakan sandal Bobopod—untuk membelikanmu pembalut Laurier Active Day (yang ada sayapnya)—demi mencegah darah mengalir tidak pada tempatnya. 


7. tentu saja aku masih merasa bersalah-berdosa soal pemesanan Bobopod. sebab, seperti konsep hotel kapsul, kamar mandinya umum alias terpisah dari kamar tidur. & kau, punya semacam ketakutan tak terjelaskan terhadap konsep mandi dengan tata letak yang ekstrover seperti itu. ya, itu memang salahku. sepenuhnya salahku. memesan dengan grasa-grusu. & sialnya, koala bajingan itu tak menyediakan tombol refund. kau marah selama hampir tujuh jam lamanya padaku soal itu. tapi nasi sudah menjadi bubur, & bubur sudah membikin Haji Sulam naik haji.


8. aku suka wangi parfummu. wanginya, menurutku, seperti lagu Just Like Heaven - The Cure. macam memori baik yang menari di antara riang & melankoli: manis, segar, & sedikit misterius dengan sentuhan dreamy. kalau aku boleh sok tahu, kubayangkan notes-nya barangkali begini.


top notes (kesan pertama, seperti intro lagu yang ringan & catchy):


bergamot—cerah & sedikit tajam, seperti tawa di tepi pantai.

blackcurrant—buah yang manis namun punya keasaman yang menggoda.

pink pepper—ada sedikit rempah yang menggugah, seperti detak jantung pertama kali jatuh cinta.


heart notes (bagian inti, di mana lagu mulai terasa dalam):


violet—lembut & floral, membawa rasa nostalgia.

lily of the valley—ringan & bersih, seperti udara pagi yang belum terpapar polusi.

rose de mai—romantis, tapi tidak berlebihan, seperti pengantin muda yang tersenyum manja.


base notes (jejak terakhir, yang tertinggal lama di kulit, seperti bait terakhir lagu):


musk—intim & personal, seperti pelukan panjang setelah tarian yang lambat.

sandalwood—hangat & membumi, menjaga aroma tetap lembut.

ambrette—ada nuansa sensual alami, seperti kenangan yang tak bisa dijelaskan tapi terasa tebal & dekat.


9. ini agak cukup disayangkan. aku merasa kita tidak cukup lama melakukan deeptalk. kita terdistraksi oleh terlalu banyak hal remeh-temeh. tapi tak apa, kelak matahari akan terbit esok pagi & kita akan bertemu lagi. dalam tempo yang secepat-cepatnya. semoga.


10. aku benar-benar tidak tahu rasanya sakit haid. tapi, andai rasa sakit itu bisa ditransfer, maka silakan saja transfer semuanya pada tubuhku. katakanlah lewat cubitan atau gigitan. terserah. as you wish.


11. kupikir, & kurasa, kau punya bakat fotografer. kau mengerti cara mengambil gambar yang apik & estetik untuk diunggah di sosial media. maka ketika kuberikan kamera DSLR (Nikon D5100 yang terlalu jadul itu) padamu, vibes-nya seperti memberi katana pada seorang samurai.


12. aku ingin terus mengingat & mencatat. memelukmu & merindukanmu. & menciumimu & merindukanmu. aku ingin terus bernapas & punya banyak hal untuk kuceritakan padamu sebelum kau tidur.


13. aku sebenarnya tidak bisa LDR. tapi aku punya ‘why’. & itu sudah cukup. sebab “he who has a why to LDR for can bear almost any how”.


14. aku sadar, kita sama-sama begitu mudah menangis bukan sebab memotong bawang. & that's cute.


15. aku ingin terus menerus mendengarmu yapping, Radiyappingku.


16. aku ingin memutar As the World Caves In - Matt Maltese & menangis di pundakmu.


17. aku ingin kau membacakan Animal Farm-nya Orwell sebelum aku tidur & mencium pipiku setiap kali binatang-binatang di dalam ceritanya mulai berbicara. 


18. aku ingin kita menonton film I Origins (2014) & kau mencium kelopak mataku setiap ada scene atau dialog tentang mata.


19. aku terlalu banyak ingin. sangat tidak Buddha. tidak sesuai dengan kalung Siddharta Gautama yang melingkari leherku. aku tidak tahu apakah itu kabar baik atau kabar buruk. semoga baik. semoga.


untuk sementara, mungkin itu saja, kasihku.


Sincerely,

Gerry