Ale: “Kau sudah membaca berita?”Gori: “Berita apa? Ada triliunan berita yang diproduksi setiap hari.”Ale: “Berita soal mantan pejabat intelijen Angkatan Udara Akirema Sorakit, yang menuding pemerintah negaranya menyembunyikan pesawat Alien...
bukan. tulisan ini bukan ulasan tentang buku puisi Norman EP soal seksualitas, identitas, & keimanan yang keren itu. begini, aku punya kawan (yang telah kuanggap sebagai mentor kehidu-fun). sebut saja, Pengampunan. ia seorang dosen sastra...
When I was just a little girlI asked my mother, what will I beWill I be pretty? Will I be rich?Here's what she said to meQué será, seráWhatever will be, will beThe future's not ours to seeQué será, seráWhat will be, will beFrasa qué...
“mata adalah jendela jiwa.”
—anonymousbagiku, mata adalah indra paling puitis & artistik yang dimiliki manusia. bahkan dengan mata kita bisa tahu mana yang puitis & mana yang tidak, mana yang artistik & mana yang tidak... mana yang...
“Paruh pertama kehidupan adalah belajar menjadi dewasa—dan paruh kedua adalah belajar menjadi anak-anak.”—Pablo PicassoBagi saya, masa kanak-kanak adalah masa yang paling enak. Masa di mana saya merasa memiliki kebebasan mutlak macam Le Petite...
Aku Menaklukkan Dunia dengan Kata-kataAku menaklukkan duniadengan kata-kata, taklukkanbahasa ibu, sintaksis,kata kerja, kata benda.Aku menghapus muasaldari segala perihaldan dengan bahasa baruyang mempunyai bebunyi airpesan-pesan apiaku menyalakan...
“seorang pelukis, yang tak menemukan kepuasan dalam seni representatif, betapapun artistiknya, dalam kerinduannya untuk mengekspresikan kehidupan batinnya, pasti iri dengan kemudahan musik, seni yang paling non-materi saat ini, dalam mencapai...
Moch Aldy MA adalah seorang pengarang, Pendiri Gudang Perspektif, Editor Omong-Omong Media, & Editor Buku OM Institute. Karya-karya fiksinya tersebar di berbagai media lokal maupun nasional, seperti Kompas.id, Koran Tempo, Media Indonesia, Majalah Pakubasa Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Bacapetra.co, Borobudur Writers, & lain-lain. Karya-karya non-fiksinya tersebar di Kumparan, Masjid Jendral Sudirman Colombo, Kelas Isolasi, Lingkar Studi Filsafat Discourse, Zona Nalar, & lain-lain. Sebagai pembicara, ia pernah mengisi seminar dan diskusi di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Makassar, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Universitas Djuanda, Students for Liberty (SFL), Diskusi Filsafat Lintas Generasi (DIFILIASI), Sekolah Filsafat Jalanan (SFJ), & lain-lain. Sebagai pesastra, ia pernah menjadi juri cerpen pada Festival of Arts & Sports di Universitas Indonesia. Sebagai seniman digital, kolase seni digitalnya pernah dipamerkan pada pameran Essence of Canitia di Universitas Telkom. Sebagai pemuisi, puisinya pernah dipamerkan pada Festival Seni-Sastra di Bogor Creative Center. Sebagai penyunting, ia telah menyunting buku Rabbit in Prison karya Erwin Arnada yang mengisahkan sejarah penerbitan Majalah Playboy Indonesia.