Kepada RP yang... ArghhhhhhhhhBogor, 30 Januari 2025besar kemungkinan ini akan terdengar sangat Kafka-Milena tapi peduli setan... aku tak peduli. kuharap besok dunia kiamat, sehingga aku tak lagi merasa punya waktu. lalu aku tanpa ragu, tanpa...
Kepada RP yang ....Bogor, 5 Januari 2025you could be my unintendedchoice to live my life extendedyou could be the one i'll always loveyou could be the one who listensto my deepest inquisitionsyou could be the one i'll always love...sejak bertahun-tahun...
“kita tidak perlu malu dengan air mata kita sendiri.”—Dickens, Great Expectations (1861) salah seorang kawanku, sebut saja G, percaya bahwa “menangis adalah dosa terbesar yang bisa dilakukan lelaki”—sebab menurutnya menjadi tanda paling...
“apa-apa yang hampir membunuhmu, membikinmu ingin pergi ke gym & merobek ototmu.”—(bukan) Nietzschesetelah tiga bulan ngegym, aku menyadari sesuatu: gym bukanlah soal melatih biceps atau triceps, tapi melatih accept—tentang menerima...
pada suatu sore yang lambat, seorang bocah berumur sekira sembilan tahun, melontar tanya kepadaku: mengapa manusia punya dua telinga tapi hanya satu mulut? kemudian aku memberinya dua jawaban—secara logis-saintifik & filosofis—katakanlah...
Di kamar yang lindap dan pengap, hiduplah sebuah bantal tua yang sudah mulai kehilangan bentuk aslinya. Bantal ini ajaib: ia bisa bicara kalau dibacakan mantra oleh Tuan Pecundang. Mantranya, Tal-Bantal. Jika diucap dua kali, maka Bantal tidak...
*Ditulis Virginia Woolf dalam bahasa Inggris kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Moch Aldy MA. Surat ini diambil dari Wikisource. *****Selasa, 28 Maret 1941Tersayang,Kumerasa yakin aku akan menjadi gila lagi....
Moch Aldy MA adalah seorang pengarang, Pendiri Gudang Perspektif, Editor Omong-Omong Media, & Editor Buku OM Institute. Karya-karya fiksinya tersebar di berbagai media lokal maupun nasional, seperti Kompas.id, Koran Tempo, Media Indonesia, Majalah Pakubasa Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Bacapetra.co, Borobudur Writers, & lain-lain. Karya-karya non-fiksinya tersebar di Kumparan, Masjid Jendral Sudirman Colombo, Kelas Isolasi, Lingkar Studi Filsafat Discourse, Zona Nalar, & lain-lain. Sebagai pembicara, ia pernah mengisi seminar dan diskusi di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Makassar, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Universitas Djuanda, Students for Liberty (SFL), Diskusi Filsafat Lintas Generasi (DIFILIASI), Sekolah Filsafat Jalanan (SFJ), & lain-lain. Sebagai pesastra, ia pernah menjadi juri cerpen pada Festival of Arts & Sports di Universitas Indonesia. Sebagai seniman digital, kolase seni digitalnya pernah dipamerkan pada pameran Essence of Canitia di Universitas Telkom. Sebagai pemuisi, puisinya pernah dipamerkan pada Festival Seni-Sastra di Bogor Creative Center. Sebagai penyunting, ia telah menyunting buku Rabbit in Prison karya Erwin Arnada yang mengisahkan sejarah penerbitan Majalah Playboy Indonesia.